Penjelasan KKL, KKN, KP, PKL, Dan PPL
A. KKL (Kuliah Kerja Lapangan)
Kerja praktek yang pertama dikenal dengan istilah KKL. Istilah KKL digunakan sebagai akronim untuk Kuliah Kerja Lapangan.
KKL merupakan salah satu proses dalam pendidikan tinggi yang berbentuk
pelatihan terstruktur dan terencana. Kegiatan KKL ini sesuai namanya
yang terdiri atas kuliah dan kerja lapangan, berbentuk praktek untuk
menerapkan pengetahuan dan teori yang telah didapatkan selama pendidikan
dan pelatihan.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di perguruan tinggi bertujuan
untuk memberikan wawasan secara langsung kepada peserta sebagai tambahan
ilmu pengetahuan baik secara teori dan praktek. Kegiatan KKL ini juga
dimaksudkan untuk mendukung kompetensi mahasiswa sehingga nantinya mampu
untuk menganalisis, mengatasi serta mencari solusi suatu permasalahan
yang terjadi di masyarakat.
Kuliah Kerja Lapangan biasanya diberikan untuk mahasiswa pada program
studi dan perguruan tinggi yang profil lulusannya bergerak di bidang
industri dan berkaitan dengan perusahaan. Contoh perguruan tinggi yang
menyelenggarakan program KKL bagi mahasiswanya adalah politeknik. KKL
diselenggarakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar
memiliki keahlian terapan.
Biasanya KKL ini diberikan kepada mahasiswa semester enam atau tujuh
pada program S1 atau D IV. Pada beberapa program juga bisa diberikan
lebih dini yaitu pada semester 5. Kegiatan kuliah kerja ini pada umumnya
dimaksudkan untuk mengenalkan mahasiswa pada dunia industri dan iklim
kerja perusahaan maupun lembaga pemerintahan sehingga ketika nanti
lulus, mahasiswa telah memiliki riwayat pengalaman yang mumpuni.
Beberapa universitas mensyaratkan beberapa kriteria yang perlu dipenuhi
mahasiswa sebelum diizinkan mengambil mata kuliah KKL ini. Misalnya di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ahmad Dahlan, seorang mahasiswa D3
harus sudah menyelesaikan 97 SKS sementara untuk mahasiswa D4 atau S1
harus sudah menyelesaikan 120 SKS.
KKL bisa dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Apabila dalam satu
instansi beberapa kelimpok diterima, masing-masing kelompok harus
memiliki topik pekerjaan berbeda sehingga kegiatan KKL berjalan dengan
mendalam. Setiap mahasiswa (apabila perorangan) maupun kelompok,
didampingi oleh seorang dosen pembimbing. Segala jenis kegiatan yang
dilakukan mahasiswa selama KKL harus dikonsultasikan pada dosen
pembimbing.
Sebelum datang ke instansi tempat KKL, mahasiswa perlu menyusun suatu
proposal dan surat pengantar sekaligus permohonan izin untuk mengikuti
KKL. Semua dokumen ini harus diketahui oleh dosen pembimbing dan juga
ketua jurusan atau program studi. Mahasiswa juga diwajibkan untuk
mengikuti pembekalan sebelum KKL ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa
semua mahasiswa memiliki pemahaman program yang sama sebelum kegiatan
kuliah kerja.
Pada saat mengikuti kegiatan KKL, mahasiswa akan melakukan wawancara,
obervasi dan diskusi dengan pihak yang dikunjungi. Pelaksanaan kegiatan
ini wajib didokumentasikan dalam bentuk video, foto, jurnal, rekaman
audio maupun catatan lainnya. Hasil akhir program kemudian ditulis dalam
sebuah laporan yang dikumpulkan setelah KKL selesai. Penyusunan
laporan juga wajib dikonsultasikan dengan pembimbing sebelum diserahkan
pada jurusan.
B. KKN (Kuliah Kerja Nyata)
Istilah popular lainnya selain KKL adalah KKN yang merujuk pada Kuliah Kerja Nyata.
Jika KKL menyasar pada pemilik usaha yang prospektif sebagai tempat
kerja masa depan bagi mahasiswa, KKN merupakan bentuk pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner.
Pelaksanaan KKN ini dikoordinasikan oleh perguruan tinggi sebagai wujud
pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi.
KKN biasanya diberikan untuk mahasiswa semester 5, 6 atau 7 dengan
format kegiatan kelompok. Mahasiswa biasanya diterjunkan ke masyarakat
daerah tujuan yang menjadi mitra perguruan tinggi dan didampingi oleh
seorang dosen pembimbing. Dosen pembimbing sendiri dipilih dari dosen
perguruan tinggi yang memenuhi syarat yang ditetapkan. Satu orang dosen
pembimbing bisa mendampingi lebih dari satu kelompok KKN.
Lokasi penerjunan KKN bisa merupakan kelompok masyarakat pedesaan,
masyarakat perkotaan, sekolah, masyarakat industri ataupun kelompok
masyarakat lainnya yang dinilai sesuai sebagai sasaran pelaksaan Kuliah
Kerja Nyata ini. Kegiatan KKN ini dilangsungkan dalam satu sampai dengan
dua bulan dengan harapan mahasiswa mampu berkontribusi pada masyarakat
sasaran dengan cara mengimplementasikan ilmu dan keterampilan yang
dimiliki.
Dengan adanya KKN ini mahasiswa juga diharapkan mampu mempelajari
pengetahuan-pengetahuan yang ada di masyarakat dan berusaha menjadi
anggota masyarakat yang aktif untuk mengatasi dan mengantisipasi
masalah-masalah yang terjadi di sekitar mereka. Dengan demikian,
mahasiswa diharapkan menyadari peran dan fungsinya di masyarakat dan
memiliki semangat untuk meneruskan semangat belajar agar mampu
mengembangkan kecakapan hidup yang berguna bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Tujuan lain dari pengadaan KKN adalah untuk mengembangkan kemampuan
komunikasi mahasiswa karena kehidupan akademik formal di perguruan
tinggi tidak akan bisa berdampak banyak apabila mahasiswa tidak berusaha
menyadari permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Sebelum
melaksanakan KKN, mahasiswa terlebih dahulu harus menghadiri acara
pembekalan dan upacara pelepasan di perguruan tinggi masing-masing.
Setelahnya, akan dilakukan simbolisasi penyerahan mahasiswa KKN oleh
dosen pembimbing atau pimpinan perguruan tinggi ke Bupati lalu ke Camat
dan ke Kepala Desa.
Ada beberapa tema yang bisa diangkat sebagai program kerja pada saat KKN. Contohnya saja tema ekonomi kerakyatan, teknologi pedesaan atau teknologi tepat guna, sanitasi dan kesehatan lingkungan, pengembangan sumber daya manusia atau pendidikan serta sosial budaya. Berhubung pelaksanaan KKN ini bersifat multidisiplin, tema yang diangkat pun bisa lebih dari satu.
Adapun jenis kegiatan yang bisa diajukan dalam pelaksanaan KKN terdiri
atas tiga hal utama, yaitu yang bersifat program rintisan, program,
komplementer dan program ikutan. Pembagian ketiga program ini didasarkan
pada sifatnya. Program rintisan adalah program yang belum pernah ada di
desa tersebut tetapi sangat berguna dan dibutuhkan masyarakat.
Pelaksanaan program rintisan memperoleh skor antara 81 hingga 100.
Adapun program komplementer adalah program yang dilakukan dengan
menambahkan atau mengurangkan program yang sebelumnya sudah ada di desa.
Skor untuk program jenis ini adalah 61 hingga 80. Terakhir, program
ikutan adalah mengikuti program yang sudah ada di desa. Skor untuk
program ikutan adalah 20 hingga 60. Selain dilihat dari sifat program,
penilaian program kerja KKN juga dilihat dari relevansi atau kecocokan
program, untuk menyelesaikan masalah yang ada di desa dan kemungkinan
untuk dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.
C. KP (Kerja Praktek)
Selain KKL dan KKN ada pula yang disebut dengan KP alias Kerja Praktek.
Salah satu program studi yang menerapkan KP adalah Program Studi
Statistika Universitas Gajah Mada (UGM). KP merupakan salah satu mata
kuliah yang bertujuan agar mahasiswa mengenal lapangan pekerjaannya
nanti. Besarnya sks untuk masing-masing KP disesuaikan dengan kebijakan
perguruan tinggi, misalnya 2 SKS. Selain itu ada pula persyaratan banyak
SKS minimum yang perlu dicapai mahasiswa sebelum dibolehkan mengambil
KP.
KP biasanya dilakukan dalam dua minggu. Sebelum melakukan KP, mahasiswa
menyusun proposal terlebih dahulu yang menjelaskan maksud dan tujuannya
ke perusahaan maupun lembaga sasaran. Setelahnya mahasiswa akan mengisi
formulir pendaftaran dan menunggu hasil pendaftaran tersebut. Mahasiswa
KP juga akan dibimbing oleh satu orang dosen yang akan mengawasi laporan
kinerja mahasiswa selama pelaksanaan KP.
D. PKL (Praktek Kerja Lapangan)
Istilah populer berikutnya dalam dunia kuliah kerja praktek adalah PKL. Nama PKL diambil dari akronim untuk Praktek Kerja Lapangan yang dalam Bahasa Inggris disebut on job training.
Pada saat PKL, mahasiswa akan dikirim ke tempat bekerja, misalnya
perusahaan maupun institusi pemerintah dan menerima pendidikan di sana
lewat pelatihan sebagaimana seorang pegawai baru. Kegiatan ini merupakan
praktek nyata dan aplikasi dari teori yang diperoleh di sekolah.
PKL bertujuan untuk membantu mahasiswa mengenal dunia kerja,
menumbuhkembangkan profesionalisme ketika bekerja, meningkatkan daya
kreativitas dan memperluas wawasan terhadap bidang-bidang usaha. Melalui
PKL, mahasiswa diharapkan menjadi pribadi yang kreatif, cerdas dan
bertanggung jawab pada bidang pekerjaannya sehingga bisa menjadi sumber
daya yang mandiri dan berguna bagi bangsa dan negara.
PKL dilakukan secara individu, walaupun dalam penerjunannya satu lokasi
PKL bisa menampung lebih dari satu mahasiswa. Setiap mahasiswa akan
memiliki dosen pembimbing dan juga supervisor dari tempat PKL yang
bertugas untuk mengajarkan mahasiswa terkait teknis di tempat tersebut
dan mengawasi kinerja mahasiswa sehingga tujuan PKL dapat terlaksana
dengan sebaik-baiknya.
E. PPL (Program Pengalaman Lapangan)
PKL yang dilakukan oleh program studi kependidikan pada perguruan tinggi dikenal dengan nama PPL atau Program Pengalaman Lapangan.
Secara spesifik, pada kegiatan PPL, mahasiswa keguruan atau calon guru
akan diterjunkan ke sekolah untuk melihat dan mempraktekkan secara
langsung bagaimana tugas dan kewajiban seorang guru. Sebelum bisa
mengambil mata kuliah PPL, mahasiswa terlebih dahulu harus memenuhi sks
minimum yang ditentukan masing-masing perguruan tinggi.
Selain itu, mahasiswa PPL juga harus mengikuti kegiatan pembekalan dan
pelepasan PPL yang dilakukan oleh perguruan tinggi, sebelum kemudian
diterima secara simbolis oleh sekolah. Kegiatan PPL ini dilakukan secara
individu walaupun dalam satu sekolah bisa terdapat lebih dari satu
mahasiswa PPL. Mahasiswa PPL dalam melaksanakan perkuliahannya akan
dibimbing oleh satu orang dosen pembimbing dan satu orang guru pamong.
Guru pamong adalah guru yang menjadi contoh atau model bagi mahasiswa
PPL. Dalam satu hingga dua minggu pertama, mahasiswa PPL akan mengamati
bagaimana guru pamong dalam menyiapkan administrasi dan perangkat
pembelajaran, bagaimana cara mengajar dan mengelola kelas, menulis
jurnal belajar harian serta cara berinteraksi dengan peserta didiknya.
Seluruh kegiatan PPL akan direkam dalam jurnal PPL dan dilaporkan secara
mingguan kepada dosen pembimbing.
Setelah kegiatan observasi, di minggu berikutnya mahasiswa PPL akan
diberikan kesempatan untuk mencoba pengalaman menjadi seorang guru. Guru
pamong akan berada di kelas untuk mengobservasi dan diakhir pelajaran
akan dilakukan refleksi terkait performa dari mahasiswa PPL yang
bersangkutan. Dosen pembimbing akan datang mengobservasi dalam
waktu-waktu yang disepakati untuk juga memberikan masukan terkait dengan
perkembangan mahasiswa PPL.
Dalam pelaksanaan PPL, mahasiswa harus terlibat dalam kegiatan-kegiatan
yang dilangsungkan di sekolah seperti membina ekstrakurikuler maupun
menyiapkan murid yang akan ikut lomba. Mahasiswa juga wajib untuk berada
di sekolah selama jam efektif sekolah berlangsung, yaitu pukul 7.30
hingga 13.00 atau hingga 16.00 pada sekolah yang telah menerapkan Full Day School. Pelanggaran terhadap tata tertib sekolah akan mendapatkan teguran keras hingga dikeluarkan dari sekolah tempat PPL.
Setelah melakukan PPL dalam jangka waktu yang ditentukan, umumnya dua
hingga tiga bulan, mahasiswa akan menyusun laporan akhir kegiatan yang
diketahui oleh guru pamong, kepala sekolah dan dosen pembimbing.
thanks tambahan ilmu
BalasHapus